Senin, 19 November 2012
SEPULUH PRINSIP EKONOMI
Prinsip Kita Selalu Menghadapi “Tradeoff”
Tidak
ada yang gratis didunia ini, itu merupakan sebuah pribahasa gambaran mengenai
tradeoff. Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, biasanya kita harus
merelakan atau menyerahkan hal lain yang sesungguhnya juga berharga bagi kita.
Jika kita memiliki banyak tujuan, sebagian tujuan harus kita lepaskandemi
mengejar tujuan tertentu yang paling kita inginkan. Pembuatan keputusan
mengharuskan kita merelakan suatu tujuan untuk memperoleh tujuan yang lainnya. Contohnya
: seorang yang lebih memilih membelikan semua uangnya untuk membeli baju, maka
dia harus merelakan kesempatan untuk membeli makanan untuk kebutuhan akan
gizinya. NAMUN seseorang tidak boleh mengabaikan kebutuhan akan gizinya demi
sebuah penampilan (baju). Dilema (tradeoff) lain yang kini harus dihadapi oleh
masyarakat modern adalah tradeoff antara lingkungan hidup yang bersih atau
sehat dengan tingkat pendapatan yang tinggi. Dari hal tersebut terlihat jelas
bahwa pada satu sisi peraturan-peraturan pembatasan polusi akan member kita
suatu lingkungan hidup yang lebih bersih sehingga lebih memungkinkan kita hidup
sehat. Dalam waktu yang bersamaan, peraturan itu menurunkan pendapatan pemilik
perusahaan, upah pegawai atau menaikkan harga produk yang dipikul oleh konsumen.
Tradeoff lainnya yang harus dihadapi masyarakat dewasa ini adalah tradeoff
antara efisiensi dan pemerataan. Efisiensi adalah suatu kondisi ideal ketika
masyarakat memperoleh hasil atau manfaat yang maksimal dari penggunaan sumber
dayanya yang langka. Sedangkan pemerataan adalah suatu kondisi ketika manfaat
pemakaian sumber-sumber daya tadi terbagi secara adil diantara segenap anggota
masyarakat. Satu hal yang harus kita pahami disini yaitu, kita harus senantiasa
fakta akan adanya tradeoff itu, karena seseorang hanya akan dapat membuat
keputusan-keputusan yang baik jika ia mengetahui berbagai kemungkinan/pilihan
yang ada.
Prinsip Biaya Adalah Apa Yang Anda Korbankan Untuk Memperoleh Sesuatu.
Oleh
karena kita selalu mengalami tradeoff, pembuatan keputusan mengharuskan kita
untuk selalu membanding-bandingkan segenap biaya dan manfaat dari setiap piliha
tindakan. Contoh yang dapat kita lihat yaitu pada saat kita harus memutuskan
apakah akan melanjutkan sekolah keperguruan tinggi atau tidak. Manfaat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jelas, yakni pengetahuan kita akan
banyak bertambah, dan peluang pekerjaan atau karier yang akan kita terima juga
dengan sendirinya menjadi lebih baik. Namun, bagaimana dengan biaya yang harus
kita keluarkan? Ada beberapa hal yang harus anda perhitungkan untuk sampai pada
angka biaya yang sesungguhnya. Pertama,
diluar semua uang itu mash ada biaya lain yang tidak berkaitan langsung dengan
ongkos sekolah anda. Contoh kecil saja, pada saat libur, anda masih harus
menghabiskan uang untuk makan dan penginapan diluar asrama. Ini merupakan biaya
tidak langsung yang tetap saja akan membebani anda. Sebaliknya, ongkos
penginapan dan makan selama berada diasrama bisa jadi lebih murah ketimbang
jika anda tidak kuliah dan anda harus makan dan tidur di tempat lain. Jika ini
memang benar, maka ongkos makan dan tinggal asrama kampus justru bukan
sepenuhnya merupakan biaya, melainkan manfaat tambahan jika anda memutuska
untuk kuliah. Kedua penghitungan total kuliah itu belum memperhitungkan biaya
terbesar yang harus anda tanggung jika anda memutuska untuk keperguruan tinggi.
Seluruh waktu yang akan anda gunakan mendengar ceramah dosen, membaca buku-buku
teks, dan meyusun makalah, tidak akan dapat anda gunakan untuk melakukan
hal-hal lain yang bisa jadi lebih bermanfaat, misalnya untuk bekerja dan
mengumpulkan uang. Hal tersebut sangat berkaitan dengan biaya oportunitas,
yaitu segala sesuatu yang harus anda korbankan untuk memperoleh sesuatu. Setiap
kali anda hendak membuat keputusan atau memilih tindakan , anda tidak hanya
harus menghitung biaya langsung, namun juga harus menghitung biaya oportunitasnya.
Hal itu menyadarkan mereka bahwa dengan tetap meneruskan kuliah, biaya
oportunitas yang harus mereka pikul menjadi sangat mahal sehingga mereka sampai
pada kesimpulan bahwa manfaat kuliah tidak sebanding dengan biayanya.
Prinsip Orang Rasional Berpikir Pada Suatu Marjin
Keputusan dalam hidup jarang sekali berupa hitam atau putih tetapi
biasanya masuk kedalam daerah abu-abu. Dapat dilihat dari satu contoh, yaitu
mengenai sebuah maskapai penerbangan yang perlu memutuskan harga tiket untuk
suatu rute bagi para penumang stanby, yakni penumpang yang tidak membeli
jauh-jauh hari, melainkan langsung membeli sisa-sisa tiket pesawat yang hendak
berangkat. Umpamakan saja ongkos total
yang harus ditanggung oleh maskapai penerbagan untuk menerbangi rute itu adalah
$100.000. Jika kapasitas tempat duduk pesawatnya adalah 200 kursi, maka
hitung-hitungannya menghasilkan $500 sebagai ongkos tiket per penumpang
standby, dan hitungan sederhana ini akan menggoda kita untuk langsung
menyimpulkan bahwa $500 adalah harga yang tepat. Namun kenyataanya tidak sesuai
dengan harapan yang diinginkan. Umpamakan suatu ketika pesawat siap berangkat
dengan sepuluh kursi masih kosong. Seorang penumpag standby besedia membeli
tiket dengan harga $300. Jika tiket tersebut dijual kepadanya, maka kerugian
relative atas kursi kosong akan berkurang. Jadi yang dipikul maskapai bukan
biaya rata-rata sebesar $500, melainkan biaya marjinal sebungkus kacang atau
sekaleng minuma yang dikonsumsi penumpang. Selama harga tiket yang dibayarkan
penumpang standby masih lebih tinggi daripada biaya marjinal, maka penjualan
tiket dibawah harga normal masih akan menguntungkan perusahaan/maskapai
penerbangan. Kita ketahui bahwa individu maupun perusahaan akan memperoleh
keputusan lebih baik jika mereka mau berpikir pada suatu marjin. Seorang
pengambil keputusan yang rasional hanya akan mengambil tindakan jika dan hanya
jika keuntungan marjinalnya melebihi biaya marjinalnya.
Prinsip Kita Bereaksi Terhadap Intensif
Karena
manusia mengambil keputusan dengan cara membandingkan keuntungan dan biaya,
kebiasaan mereka akan berubah jika ada perubahan pada keuntungan atau biayanya.
Contoh: Ketika harga daging sapi naik, orang lebih cenderung membeli daging
ayam karena harganya lebih murah. Pada saat bersamaan pengusaha daging sapi
akan menjual lebih banyak daging sapi karena dapat keuntungan yang lebih
tinggi. Pembuat kebijakan publik tidak boleh melupakan pentingnya insentif,
karena banyak kebijakan yang bisa mengubah biaya atau keuntungan bagi
orang-orang, sehingga merubah perilaku mereka. Contoh ketika harga bahan bakar
naik, akan mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum atau
mengganti mobil mereka dengan mobil listrik. Ketika para pembuat kebijakan
gagal mempertimbangkan bahwa kebijakan-kebijakan mereka akan berdampak pada
perilaku masyarakat terhadap insentif, hasilnya bisa tidak sesuai keinginan.
Contoh kebijakan publik yang mengatur
keamanan berkendara yang mengharuskan sabuk pengaman disetiap mobil. Namun,
suatu penelitian di tahun 1975, ekonom Sam Paltazam menunjukan bahwa aturan
tersebut dapat mengurangi jumlah
kematian per kecelakaan, namun meningkatkan
angka kecelakaan lalu lintas
Intinya ketika menganalisis
kebijakan apapun harus mempertimbangkan tidak hanya pengaruh-pengaruh
langsungnya, tetapi juga pengaruh-pengaruh tidak langsung yang timbul akibat
adanya insentif, perilaku masyarakat akan ikut berubah.
Prinsip Perdagangan Dapat Menguntungkan Semua Pihak.
Dalam
perdagangan internsional jepang adalah saingan utama AS dalam kancah
perekonoimian dunia. Mengingat perusahaan AS dan Jepang membuat begitu banyak
produk yang mirip. Contohnya adalah Ford dan Toyota yang sama-sama membuat
mobil, Compaq dan Thosiba sama-sama mengembangkan computer pribadi. Sehingga merekapun bersaing ketat, karena
memperebutkan para pembeli di pasar yang sama. Kita perlu cermat dalam menelaah
kompetisi antar Negara agar tidak tergelincir kedalm kesimpulan atau pangdangan
yang keliru. Perdagangan itu tidak seperti pertandingan olah raga dimana salah
satu pihak akan menang sedangkan pihak lain harus kalah. Namun dalm perdagangan
kedua belah pihak dapat sama-sama menang atau mendapat keuntungan. Persaingan
dalam sebuah perdangan tidak dapat dihindari sama seperti halnya persaingan
juga terjadi ketika keluarga-keluarga itu pergi ke pasar untuk mencari suatu
barang karena masing-masing keeluarga senantiasa menginginkan barang-barang
yang baik dengan harga yang semurah mungkin. Meskipun mereka senantiasa
bersaing namun keluarga anda memperoleh banyak keuntungan bila berdagang dengan
keluarga lain. Melalui perdaganagan, setiap pihak akan dapat melakukan
spesialisasi terhadap bidang yang dikuasai entah itu menjahit, bertani atau
membangun rumah. Dengan perdagangan setiap orang dapat memperoleh barang dan
jasa yang dubutuhkan dengan harga yang lebih murah. Negara pun sama dengan
keluarga jika sebuah Negara berdagang dengan Negara lain, maka ia akan
memperoleh berbagai barang dan jasa yang diperlukannya dengan mutu lebih baik
dan lebih murah. Lewat perdagangan, setiap Negara akan memperoleh pulihan
barang dan jassa yang jauh lebih banyak. Orang-orang Jepang, sama halnya denga
orang-orang AS yaitu sama-sama memetik keuntungan dari perdagangan. Semuanya
saling bersaing, sekaligus mitra yang saling membutuhkan dalam perekonomian
dunia.
Prinsip Pasar Secara Umum Adalah Wahana Yang Baik Untuk Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi.
Runtuhnya
komunisme di Unisoviet dan Eropa timur mungkin merupakan perubahan paling
penting didunia selama setengah abad terakhir. Negara-negara komunis bertumpu
kepda para perencana pusat pemerintah yang mengatur segala urusan ekonomi. Para
perenana ekonomi itulah yang memutuskan barang dan jasa apa yang harus
diproduksi. Landasan pemikirannya adalahbagi bahwa hanya pemerintah lah yang
dapatmengorganisasikan segenap kegiatan ekonomi bagi sebesar-besarnya
kesejahteraan ekonomi seluruh penduduk dan Negara secara keseluruhan. Sekarang
ini hampir semua Negara yang memiliki system perencanaan ekonomi terpusat telah
meninggalkan system tersebut dan muali mengembangkan system ekonomi pasaar.
Sepintas lalu, daya kerja pasar itu membingungkan. Kelihatannya dalam sebuah
ekonomi pasar tidak ada yang mencoba mencapai kesejahteraan seluruh masyarakat.
Dalam bukunya, Adam Smith merumuskan opservasinya yang paling terkenal ddalam
ilmu ekonomi yaitu semua rumah tangga dan perusahaan yang berinteraksi dipasar seolah-olah dibimbing oleh satu kekuatan atau
tangan tidak Nampak. Ada satu catatan penting yang perlu diperhatikan berkenaan
dengan kerja tangan tidak Nampak dalam membimbing kegiatan kegiatan ekonomi
yaitu jika pemerintah melakukan sesuatu yang mencegah pasar untuk secara
alamiah menyeseuaikan diri dengan penawaran dan permintaan, maka lumpuhlah kemampuan
tangan tidak Nampak dalam mengkoordinasikan jutaan rumah tangga dan perusahaan
yang membentuk perekonomian. Fakta ini dapat menjelaskan mengapa pengenaan
pajak oleh pemerintah dapat mengubah alokasi sumber daya. Pajak mendistorsi
atau menacaukan harga sehingga pada gilirannya juga memengaruhi keputusan
segenap rumah tangga dan perusahaan. Hal itu ang menyebabkan mereka gagal
karena mencoba menangani semuanya sendirian dan mengikat tangan tidak Nampak
dari meknisme pasar yang sesungguhnya paling mampu melakukan fungsi kordinasi
tersebut.
Prinsip Pemerintah Adakalanya Dapat Memperbaiki Hasil-Hasil Mekanisme Pasar.
Meskipun
secara umum pasar merupakan wahana yang baik untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan ekonomi, namun pasar tidaklah sempurna. Ada dua alasan pokok
mengapa pemerintah ikut campur tangan terhadap pasar demi mendukung efesiensi
dan pemerataan. Artinya kebanyakan kebijakan pemerintah bertujuan ntuk
memperbesar ukuran kue ekonomi atau mengubah pembagian kue tersebut. Tangan
tidak Nampak biasanya mampu mengaahkan pasar-pasaruntuk mengalokasikan sumber
daya secara efisien. Situasi inilah yang oleh para ekonom disebut sebagai
kegagalan pasar. Salah satu penyebab kegagalan pasar adalah eksternalitas yaitu
dampak tindakan-tindakan suatu pihak terhadap kesejahteraan pihak-pihak di
sekitarnya. Polusi adalah contoh klasik adanya biaya eksternal. Jika sebuah
pabrik kimia tidak menanggung seluruh biaya polusi yang dihasilkanny,
perusahaan itu cenderung akan menghasilkan polusi terlalu banyak. Penyebab lain
dari kegagalan pasar adalah kuasa pasar yang merujuk pada kemampuan sseorang atau
sekelompok orang untuk memberika pengaruh kuat terhadap harga-harga. Tangan
tidak Nampak juga kurang mampu memeratakan distribusi buah kesejahteraan
ekonomi bagi segenap warga masyarakat. Namun, pemerintah ada kalanya mampu
mempebaiki hasil-hasil mekanisme pasar tidaklah berarti bahwa pemrintah selalu
dapat melakukannya. Kebijakan public bukanlah sebuah karya para malaikat,
melainkan hasil dari sebuah proses politik yang jauh dari sempurna. Ada kalanya
suatu kebijakn public hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu yang memiliki
kekuatan politik. Dari penjelasan tersebut maka tujuan belajar dari ilmu
ekonomi adalah agar kita dapat menilai kapankan suatu kebijakan pemerintah
dapat menciptakan efesiensi dan pemerataaan.
Prinsip Standar Hidup di Suatu Negara Tergantung Pada Kemampuannya Memproduksi Barang dan Jasa.
Perbedaan standar hidup antara suatu negar dengan Negara lain di dunia ini sangat mencengangkan. Hal itu dapat dilihat dari penduduk di Negara-negaraberpendapatan tinggi memiliki lebih banyak perangkat televisidan mobil, mereka menikmati nutrisi dan perawatanan kesehatan yang serba lebih baik, serta menikmati usia harapan hidup yang lebih lama ketimbang penduduk di Negara-negara yang berpenghsilan relative rendah. Apa yang dapat menjelaskan perbedaan stadar hidup antar Negara dan antar waktu yang begitu kentara? Jawabannya ternyata serdahana saja. Hampir semua variasi dalam standar hidup tersebut dapat dikaitkan dengan perbedaan produktivitas antar Negara yaitu jumlah barang dan jasa yang dapat dihassilkan oleh seorang pekerja dalam satu jam kerja. Hubungan erat antara produktivitas dan standar hidup mengandung implikasi-implikasi yang sangat penting bagi perumusan kebijakan public. Jika kita dihadapkan pada pertanyaan bagaimana suatu kebijakan dapat mempengaruhi standar hidup masyarakat, maka jawabannya harus dicari pada bagaimana cara kebijakan tersebut meningkatkan kemampuan masyarakat, yang bersangkutan dalam menghasikan berbagai barang dan jasa. Untuk meningkatkan standar hidup, para pembuat kebijakan harus memusatkan perhatian pada upaya-upaya peningkatan produktivitas, antara lain dengan membina pendidikan keterampilan para pekerja, mengadakan berbagai sarana atau peralatan guna menghasilkan barang dan jasa secara lebih baik, serta mengakses tekhnologi.Prinsip Harga-Harga Meningkat Jika Pemerintah Mencetak Uang Terlalu Banyak.
Inflasi
adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan di suatu perekonomian.
Presidan Gerald Ford saat itu menyebut inflasi sebagai “musuh nomor satu
masyarakat”. Namun, pada decade 1990-an, situasi sudah jauh lebih baik. Inflasi
hanya berkisar 3% per tahun, dan dengan tingkat inflasi serendah ini,
harga-harga memerlukan waktu lebih dari 20 tahununtuk naik dua kal lipat.
Karana inflasi menimbulkan berbagai kesulitan terhadap masyarakat, upaya
menjaga inflasi agar tetap rendah dan terkendali merupakan target utama
kebijakan ekonomi pemerintah diseluruh dunia. Apa sesungguhnya yang menyebabkan
inflasi? Dalam kebanyakan kasus, penyebab lonjakan inflasi yang tinggi dan
berlangsung lama yakni pertumbuhan kuantitas uang yang beredar di masyarakat.
Jika pemerintah mencetak atau mengedarkan uang terlalu banyak, nilai uang
tersebut akan merosot.
Prinsip Masyarakat Menghadapi Trade-off Jangka Pendek Antara Inflasi dan Pengangguran.
Mengapa
kita dihadapkan pada trade-off jangka pendek ini? Menurut penjelasan secara
umum telah diterima, trade-off itu muncul karena sbagian harga lambat
menyesuaikan diri. Misalkan saja, suatu ketika pemerintah mengurangi kuantitas
uang yag beredar dalam peekonomian dan masyarakat. Dalam jangka panjang,
satu-satunya dampak yang pasti dari tindakan itu adalah turunnya tingkat harga
secara keseluruhan. Namun, tidak semua harga langsung berubah. Diperlukan waktu
selama bertahun-tahun agar semua perusahaan dapat mengubah harga produknya sehingga
mereka bisa menerbitkan catalog harga yang baru. Serikat-serikat pekerja beserdia
menerima konsensi atau kontrak kerja yang baru dan berbagai resturan mengubah
daftar harga dan menu mereka. Sehingga dapat dikatakan bahwa harga-harga
bersifat kaku dalam jangka pendek. Trade-off antara inflasi dengan pengangguran
memang dikatakan hanya berlangsung sementara, namun yang disebut sementara itu
dalam kenyataannya bisa berlangsung dalam bertahun-tahun secara lebih spesifik,
para pengambil kebijakan dapat memanfaatkan pemahaman terhadap trade-off itu
dalam merumuskan berbagai instrument kebijkan ekonomi. Oleh karena itu
kebijakan-kebijakan moneter dan fiscal memiliki andil yang lebih besar dalam
mengendalikan suatu perekonomian masih menjadi bahan perdebatan sengit.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)